Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Bersambung | Bahtera di Laut Biru #9

“Ke mana rencamu akan pergi Nak,?”

Kak Rona terdiam sesaat. Ia bingung harus mangatakan apa. Karena dia sendiri belum tau ke mana ia akan pergi. Semua hal tentang negeri Jiran itu ia masih belum ketahui.

“Saya masih belum tau tujuan yang jelas Kek, karena ini baru pertama kali saya datang ke Malaysia. “

“Sebenarnya saya khawatir, apalagi kamu belum berpengalaman di sini. Bisa-bisa kamu dikejar lagi oleh Polis Diraja Malaysia.”

“Saya akan selalu hati-hati, Kek.”

“Saya punya usul buat kamu, Nak, bagaimana kalau kamu tunggu saja dulu ayahnya Pratiwi pulang dari Kualalumpur. Nanti biar dia yang mencarikanmu pekerjaan di sana. Mungkin saja dia punya banyak kenalan atau bahkan kamu bisa saja bekerja di tempatnya bekerja untuk sementara Waktu.”

“Kapan ayahnya Pratiwi pulang, Kek? “ Terlihat ada keceriaan di wajah Kak Rona, dia sangat mengharapkan hal seperti itu.

“Biasanya dia akan pulang di bulan ini. Satu atau dua minggu ke depan dia pasti sudah ada di sini.”

“Sangat senang sekali rasanya bila beliau mau menunjukkan saya pekerjaan Kek, terima kasih kek telah menunjukkan saya jalan. Tapi apakan beliau mau, Kek.”

“Beliau pasti akan mengusahakanmu. Apalagi kalau saya cerita soal kamu. “

“Baiklah Kek, saya akan menunggu kedatangan beliau.”

“Ya, tunggu saja, saya juga kurang enak melihat kamu bepergian sendirian. “

“Sekali lagi terima kasih Kek,”

Benar kata Kakek, satu minggu kemudian ayahnya Pratiwi pun datang. Ia datang bersama isteri dan anaknya yang bungsu yang baru  5 tahun. Ia datang dengan mengendarai mobil pribadinya. Mereka disambut dengan rasa bahagia oleh ayah dan ibunya.

Kemudian Kakek meperkenalkan cucu angkatnya kepada anaknya.

“Inilah Rona, yang pernah saya ceritakan lewat telepon itu, dia orang Indon yang yang hendak merantau ke sini tapi nyasar ke kampung ini karena dikejar polis. “

“Oh, ya, beruntung  kamu selamat, ke mana tujuanmu di Malaysia?” kata ayahnya Pratiwi denga logat Malaysianya.

“Sebenarnya saya sudah mempunyai tujuan yang jelas dari rumah. Tapi, rupanya kami ditipu oleh ejen yangmembawa kami. Yang pada mulanya kami akan langsung ke tempat pekerjaan, tapi eh, nyatanya kami diselundupkan.”

“Memang banyak yang terjadi semacam itu. Makanya kamu harus hati-hati bila ingin masuk ke sini. Masuklah dengan legal sehingga kamu bisa mendapatkan perkerjaan dengan layak. Beruntung kamu bisa menemukan rumah kakek, kalau tidak pasti kamu sudah dilaporkan oleh polis. Karena biasanya masyarakat di sini sering melaporkan orang Indon yang ditemukan nyelundup.”

Lama mereka mengobrol. Hingga akhirnya Kakek membertahukan tentang maksud Kak Rona ingin pergi keluar mencari pekerjaan. Sehingga ia meminta anaknya untuk membawanya ikut  ke Kota.

“Itu sangat menghawatirkan saya. Jagan sampai saya nanti dikatakan menyelundupkan orang. Lebih baik kamu diam dulu di sini, saya buatkan kamu paspor sehingga nanti kamu bebas ke mana aja.”

Hati Kak Rona semakin lega. Ia memang tak mau terlunta-lunta di Malaysia.  Dia tak mau pekerjaannya nanti terganggu saat polisi melakukan razia.

Ayah Pratiwi sudah siap membuatkannya berkas paspor dan lain sebagainya. Hitung –hitung sebagai hadiah karena telah membantu ayahnya mengelola musalla dan mengembangkan nya menjadi masjid. Ayah Pratiwi sangat senang. 

“Kebetulan saya punya kawan yang menjadi menejer di pabrik elektronik, dan ada juga di kilang kelapa sawit. Kamu bisa pilih mau bekerja di mana. Saya akan titip kamu di sana. Dan kalau ada apa-apa kamu bisa telepon saya.”

Terlihat kakek dan cucu angkatnya itu saling menatap.  Mereka berdua saling bertukar senyuman. Sang kakek pun menepuk-nepuk pundak Kak Rona.

“Yang penting kamu rajin aja bekerja di sana. Dan jagan lupakan kakek, ya” Kakek nyeletuk.

“Tentu saja Kek, saya pasti telepon kakek sewaktu-waktu. Sesekali juga akan datang ke sini untuk menjenguk Kakek.

Mereka bertiga tertawa. Sehingga kakek merasa lega karena telah mendapatkan tempat yang tepat untuk Kak Rona. Karena dia tak ingin Kak Rona hidup dikejar-kejar lagi.”

BASINDON
BASINDON Blog pelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs (materi, soal, dan perangkat pembelajaran), serta Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia (umum)

Post a Comment for "Cerita Bersambung | Bahtera di Laut Biru #9"