Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia Kelas IX | Bab VI : Menyusun Cerita Inspiratif

 BAB VI : MENYUSUN CERITA INSPIRATIF

A. Mengidentifikasi

a. Pengertian Cerita Inspiratif

Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam Teori Pengkajian Fiksi (1998), cerita merupakan isi dari ekspresi naratif. Ekspresi tersebut dapat berupa sedih, senang, atau semangat. 

Salah satu cerita yang bertujuan untuk membangun semangat adalah cerita inspiratif. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inspiratif berasal dari kata dasar inspirasi yang berarti ilham. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita inspirasi adalah kisah yang menggerakkan hati sehingga membuat pembacanya bersemangat atau termotivasi. (Lihat: Soal Penilaian Harian Materi Teks Cerita Inspiratif Kelas IX)

b. Ciri-ciri Teks Cerita Inspiratif 

  1. Cerita inspiratif merupakan bentuk narasi yang lebih bertujuan memberi inspirasi kebaikan kepada banyak orang.
  2. Kisah inspiratif yang baik dapat menggugah perasaan, memberi kesan yang mendalam bahkan dalam tingkat yang lebih tinggi mampu membuat seseorang berjanji pada dirinya untuk menjadi seperti yang dibacanya.
  3. Cerita inspiratif adalah teks yang menginspirasi seseorang berbuat lebih baik, lebih peduli, dan lebih berempati terhadap orang lain.

c. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif 

1. Menggunakan kata keterangan yang menunjukkan tempat, waktu, tujuan, dan cara. 

  • Keterangan tempat berfungsi untuk menunjukkan lokasi atau wilayah pada cerita. Contohnya di, ke, dari, pada dan sejenisnya. 
  • Keterangan waktu berfungsi untuk menyusun kejadian atau peristiwa secara kronologis. Contohnya: abad lalu, kemarin, sekarang, lusa, besok, dan sejenisnya. 
  • Keterangan tujuan berfungsi untuk menunjukkan informasi atau maksud. Contohnya untuk, supaya, agar, dan sejenisnya. 
  • Keterangan cara berfungsi untuk menunjukkan langkah atau tahap. contohnya dengan dan secara. 

2. Menggunakan kata penghubung atau konjungsi Konjungsi atau kata penghubung, berperan penting untuk menjadi jembatan antardasar kalimat dalam satu kalimat majemuk. Beberapa konjungsi yang sering digunakan dalam teks cerita inspiratif antara lain: 

  • Konjungsi pertentangan, contohnya tetapi, namu, walaupun, meskipun dan sekalipun. 
  • Konjungsi konsekuensi, contohnya dengan demikian atau maka. 
  • Konjungsi akibat, contohnya akibatnya atau oleh sebab itu. 

3. Menggunakan kalimat majemuk Terdapat dua jenis kalimat majemuk yang digunakan dalam teks cerita inspiratif, yaitu majemuk setara dan majemuk bertingkat. 

  • Majemuk setara: Kalimat majemuk setara disebut juga kalimat majemuk koordinatif. Struktur kalimat di dalamnya terdapat paling sedikit dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. 
  • Kalimat majemuk bertingkat: jenis kalimat ini adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti tersebut. 

d. Struktur teks cerita inspiratif 

Teks cerita inspirasi dibangun berdasarkan struktur yang ada didalamnya. Berikut penjelasan singkat mengenai struktru teks cerita inspirasi: 

1. Orientasi 

Bagian awal yang berisi pengenalan tokoh atau penggambaran situasi. Pengenalan tersebut dapat berupa tempat lahir, kondisi sosial, budaya, atau masa kecil tokoh yang menjadi sorotan dalam teks cerita inspiratif. 

2. Rangkaian peristiwa 

Bagian yang menceritakan secara kronologis apa saja yang dialami oleh tokoh. Peristiwa yang diceritakan sebisa mungkin yang memiliki kaitan erat dengan amanat dalam cerita inspiratif. Teks cerita inspiratif berbeda dengan biografi, sehingga tidak perlu menceritakan seluruh riwayat hidup tokoh. 

3. Komplikasi 

Terjadi permasalahan pada peristiwa yang diceritakan. Masalah tersebut jadi konflik batin tokoh dalam teks cerita inspiratif. Permasalahan ini pula yang nantinya akan membawa cerita menjadi hal yang membuat pembaca bersemangat dan termotivasi. 

4. Resolusi 

Bagian yang merupakan tahap di mana tokoh menetapkan jalan untuk menghadapi masalahnya. Perjuangan yang telah dilakukan tokoh dalam menghadapi permasalahan, dikemukakan melalui tahap ini. Permasalahan pun perlahan hilang. 

5. Koda 

Bagian akhir dalam teks cerita inspiratif. Biasa ditutup dengan narasi tentang keadaan tokoh atau situasi setelah terjadi resolusi. Pada beberapa teks cerita inspiratif, penulis menyampaikan pesan atau amanat pada bagian koda. 

B. Menyusun Cerita Inspiratif

a. Cara Menyusun Cerita Inspiratif

Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 155) cerita dapat menggugah perasaan dan memberikan inspirasi pada pembacanya jika memiliki unsur berikut:

  1. membawakan momen ”aha” kepada pembaca;
  2. menyentak langsung hati dan pikiran pembaca/pendengar agar tetap semangat, menjadi lebih baik, berbuat lebih tulus dalam hidup;
  3. cerita mudah dipahami meski bermakna mendalam.

b. Tips Menyusun Cerita Inspiratif

  1. Jika inspirasi yang ingin diangkat merupakan suatu prestasi, pastikan narasi tidak menyombongkannya, tetapi lebih memperlihatkan pengalaman untuk mencapainya.
  2. Suatu prestasi akan menjadi motivasi dan inspirasi hanya jika kita membagikan proses dan cara meraihnya, bukan hanya menyebutkan hasil akhirnya.
  3. Saat mengangkat kisah yang menyedihkan, pastikan kita tetap dalam posisi memanusia untuk menceritakannya. Tragedi sejatinya tetap merupakan kepiluan yang menyakiti seseorang, jangan menyalahgunakannya. Tetap objektif dengan memberikannya sebagai bahan inspirasi, bukan supaya orang menjadi iba.
  4. Menjelaskan amanat yang tersirat dalam kisah inspiratif boleh dikatakan menjadi keharusan, namun jangan dilakukan dengan cara menggurui. Lebih baik kemas dalam saran yang menjadi pertimbangan pembacanya.
Referensi: dari berbagai sumber.

BASINDON
BASINDON Blog pelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs (materi, soal, dan perangkat pembelajaran), serta Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia (umum)

Post a Comment for "Ringkasan Materi Bahasa Indonesia Kelas IX | Bab VI : Menyusun Cerita Inspiratif"