Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Membaca Buku Quantum Writing (Editor Hernowo) Bag. 2

Pukul 11.11

Alhamdulillah saya sudah selesai membaca bab ke-2 dari buku Quantum Writing. Bab ini berangkat dari karya Jack Canfield dan Mark Victor Hansen, Seajaib Lampu Aladin: Kiat Mewujudkan Impian Menjadi Kenyataan, yang diterbitkan oleh Kaifa, 2002. Apa yang menarik dari pembahasan ini? Saya sangat tertarik dengan kalimat ‘menulis untuk diri sendiri’. Saya rasa kalimat tersebut “gue banget!” Sebab apa yang sering saya lakukan selama ini ternyata berkaitan dengan kalimat tersebut. Saya selalu menulis untuk diri saya. Terutama tentang cita-cita saya yang ingin menjadi penulis. Saya selalu curhat, berfantasi, bahkan berdialog dengan disi sendiri di dalam tulisan-tulisan saya. Semua itu saya lakukan di saat tidak ada ide untuk menulis. Dan entah mengapa membicarakan diri sendiri di dalam tulisan itu sangat menarik sekali rasanya, dan tulisan pun akan terus mengalir yang kemudian sulit untuk dihentikan. Sudah berapa tulisan saya yang seperti demikian itu. Bahkan hampir setiap saya menulis, kecuali bila menulis cerpen, pasti saya menulis untuk diri saya pribadi. Dan itu semua tertuang jelas pada bab yang kedua ini. Sama persis yang saya alami.

Kemudian kaitannya dengan judul tulisan, masih menurut penulis luar negeri di atas, yang sebetulnya sudah saya lakukan juga. Namun idenya tidak saya peroleh dari buku, melainkan dari sebuah situs pribadi seseorang. Entah siapa yang punya dan apa nama situs tersebut saya sudah lupa. Itu saya baca kira-kira delapan tahun lalu. Di dalam situs tersebut kita disuruh untuk menulis apa-apa yang menjadi keinginan kita setiap hari. Dan cara menulisnya dengan gaya seperti orang yang sudah memiliki. Ini mungkin yang membedakan dengan yang dijelaskan pada bab ini. misalnya begini, keinginan kita mau memiliki sebuah laptop, maka akan ditulis: Saya sudah memiliki laptop. Kalau kita ingin memiliki rumah baru, maka kita tulis, Saya telah memiliki rumah idaman saya. seperti itu cara menulisnya dan disusun seperti daftar keinginan. 

Ajaibnya, kalimat-kalimat terebut akan kita dapatkan pada waktu yang tidak begitu lama. Contohnya saya dulu menulis begini:

  • Saya sudah memiliki laptop hasil kerja sendiri
  • Saya sudah memiliki rumah baru
  • Saya sudah punya WC baru
  • Saya sudah bisa menghasilkan uang dari Adsense.

Dan banyak lagi keinginan-keinginan saya yang terus saya tulis dalam satu pekan. Pada akhirnya saya pun menyadari kalau keinginan saya itu terwujud pada waktu-waktu berikutnya. Satu-satu persatu keinginan saya itu nampak di depan mata. Subhanallah!

Tepat sekali dengan yang dijelaskan dalam bab ini. Ini memang bukan sembarangan tips. Dan Anda harus mencoba.


-------------------------------

Penulis: Abduh Sempana (Abdul Hayyi, S.S.) seorang pendidik, pegiat literasi (Ka-Lam), penulis antologi cerpen Lelaki di Ujung Sunyi, kumpulan puisi Jejak Tersapu Ombak, dan beberapa buku bersama penulis lain.


Anda juga bisa mengirim tulisan di Pena Basindon
BASINDON
BASINDON Blog pelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs (materi, soal, dan perangkat pembelajaran), serta Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia (umum)

Post a Comment for " Membaca Buku Quantum Writing (Editor Hernowo) Bag. 2"