Perbincangan Buku | Happy Writting : Andreas Harefa
Pada hari Minggu yang lalu saya berkunjung ke acara Lombok Timur Book Fire. Menyesal sekali rasanya saya tidak ke sana hari-hari sebelumnya. saya kira tidak sebagus itu acaranya. Tau nggak ternyara di sana dijual banyak buku yang murah meriah. Makanya saya merasa rugi sekali tidak membeli buku di sana. Beruntung pada hari terakhir itu saya berkesempatan membeli satu buah buku.
Ehm, tepat sekali. Saya memang selalu ngidam buku. Dalam satu bulan kemarin saja saya membeli buku hampir dua puluh judul. Entah, mengapa tiba-tiba saya berambisi sekali membeli buku. Padahal keuangan saya menipis. Untuk beli beras saja hampir tidak mampu (eh, kok jadi curhat ni, hehe...). tetapi entah dari mana saya bisa memiliki uang sebanyak itu untuk membeli buku. Memang sih beberapa bulan yang lalu saya sempat nabung. Tetapi untuk bulan-bulan ke depannya saya sudah tidak tahu nasip keuangan saya. Saya sudah berhenti bekerja di proyek. Saya hanya mengandalkan uang dari hasil mengajar saja. Di mana hanya bisa saya terima sekali tiga bulan. Dan itu tidak cukup makan. Hihihi...
Baiklah, saya beralih ke masalah buku tadi. O, ya buku yang saya beli adalah karangannya Andreas Harepa. Itu tu yang sudah menghasilkan 37 judul buku dalam tenggat waktu yang tidak terlalu lama. Hanya sembilan tahun Bro/Bra/Bri/Bru/Bre. Hanya sembilan tahun. Siapa yang tidak ngilermelihat kemampuannya yang hebat itu. Kapan ya kita bisa seperti itu.
Bukunya yang saya beli tersebut berjudul HAPPY WRITING. Sebuah buku yang membahas bagaimana menjadi penulis yang happy-happy gitu....masak sih nggak ngerti. Keterlaluan banget sih loch...hehe canda Bro. Biasa tengah malam begini dah mulai gila-gilaan.
Saya menjadi tersentak untuk segera menulis oleh buku tersebut. kata-kata yang sederhana dan lugas begitu memukau saya. Di sampaikan dalam bentuk artikel yang ramah lingkungan. Makud saya bisa dibaca oleh kalangan siapa pun. Pokoknya bahasanya sederhana deh. Kadang ada kocaknyanya juga.
Artikelnya singakat-singkat saja kayaknya. Tetapi benar-benar memikat. Yang membuatnya sedikit tebal karena komentar-komentar orang-orang dari media sosial fesbuk yang sengaja diselipkan. Semua itu tidak mengurangi kualitasnya. Malah menambah geregetnya karena dalam komen tersebut bisa juga mengimbangi ikut memotivasi.
Nah, begitulah kisah buku yang saya beli di LTPB tersebut. sekali lagi saya menyesal tidak datang lebih awal pada acara tersebut. seandainya saja saya datang lebih awal saya bisa memilih buku-buku yang lebih bagus di situ. Meskipun tidak beli, hehe...Kebetulah yang ngadain adalah Gramedia. Jadi buku-buku yang ada di situ lumayan bagus-bagus. Husss! Oya, hampir lupa, saat itu saya meminjam uang dari teman untuk bisa membeli buku. Ha,ha,ha.....
Post a Comment for "Perbincangan Buku | Happy Writting : Andreas Harefa"
"Berkomentarlah dengan santun dan bermartabat."