Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kaidah Penulisan Gabungan Kata


Gabungan kata termasuk yang lazim disebut kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah. Jika salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi, unsur itu harus dituliskan serangkai dengan unsur lainnya.

Contoh:

Bentuk Tidak Baku
ibukota
tatabahasa
kerjasama
dutabesar
bulutangkis
orangtua
sepakbola
rumahsakit umum
jurutulis
walikota

Bentuk Baku
ibu kota
tata bahasa
kerja sama
duta besar
bulu tangkis
orang tua
sepak bola
rumah sakit umum
juru tulis
wali kota

Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kesatuan dituliskan serangkai

Contoh:

Bentuk Tidak Baku
mana kala
sekali gus
bila mana
apa bila
segi tiga
olah raga
pada hal
barang kali
halal bihalal
mata hari
hulu balang
bumi putra
bagai mana
ke pada
ke mari

Bentuk Baku
manakala
sekaligus
bilamana
apabila
segitiga
olahraga
padahal
barangkali
halalbihalal
matahari
hulubalang
bumiputra
bagaimana
kepada
kemari

Selain itu, jika salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi (disebut unsur terikat), unsur itu harus dituliskan serangkai dengan unsur lainnya.

Contoh:

Bentuk Tidak Baku
a moral
antar warga
catur tunggal
dasa darma
dwi warna
ekstra kurikuler
kontra revolusi
maha siswa
Panca Sila
purna wirawan
sapta krida
sub bagian
swa daya
tuna netra
tuna wisma
ultra modern
peri laku
pasca sarjana
peri bahasa
mono teisme
poli gami
semi professional

Bentuk Baku
amoral
antarwarga
caturtunggal
dasadarma
dwiwarna
ekstrakurikuler
kontrarevolusi
mahasiswa
Pancasila
purnawirawan
saptakrida
subbagian
swadaya
tunanetra
tunawisma
ultramodern
perilaku
pascasarjana
peribahasa
monoteisme
poligami
semiprofessional

Catatan:
1) Jika bentuk tesebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).

Contoh:
non-RRC
non-Indonesia
pan-Islamisme
pan-Afrikanisme

2) Unsur maha dan peri sebagai gabungan kata ditulis serangkai dengan unsur berikutnya, kecuali jika diikuti oleh kata berimbuhan. Kata maha yang diikuti esa ditulis terpisah walaupun diikuti kata dasar.

Contoh:
a. Semoga Yang Mahakuasa merahmati kita semua.
b. Jika Tuhan Yang Maha Esa mengizinkan, saya akan ujian sarjana bulan depan.
c. Kita harus memperlihatkan perilaku yang baik.
d. Marilah kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Penyayang.
e. Segala tindakan kita harus berdasarkan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
BASINDON
BASINDON Blog pelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs (materi, soal, dan perangkat pembelajaran), serta Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia (umum)

Post a Comment for "Kaidah Penulisan Gabungan Kata"