Bulan Kemerdekaan Bulan Refleksi
Bulan Kemerdekaan Bulan Refleksi
Beberapa hari atau minggu belakangan suasana diselimuti oleh hiruk pikuk perayaan kemerdekaan. Di desa-desa, kota-kota, dan pelosok-pelosok negeri merayakan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai kegiatan. Ada yang merayakannya dengan mengadakan even atau perlombaan, ada pula yang merayakan dengan acara-acara budaya maupun keagamaan, dan beragam kegiatan besar lainnya. Semua itu dilakukan untuk mensyukuri nikmat hari Kemerdekaan yang ke-74 Republik Indonesia.
Ada pun tema ulang tahun RI kali ini yakni “SDM unggul Indonesia Maju.” Sebagai isyarat bahwa Indonesia akan menyiapkan sumber daya manusia yang super untuk mewujudkan Indonesia yang maju. Karena tidak tanggung-tanggung target itu setidaknya di tahun 2040-an Indnesia sudah menjadi negara yang maju. Karena di situ usia Republik ini sudah mencapai 100 tahun, yang menunjukkan bahwa Indonesia sudah benar-benar dewasa dan sudah selayaknya menjadi negara yang maju.
Benar, SDM unggul adalah kunci Indonesia menjadi negara yang maju. Unggul di sini maksudnya apa? Apakah unggul di bidang Iptek saja? tentu tidak. unggul yang dimaksudkan adalah unggul di segala bidang, terutama bidang-bidang sosial dan religiusitas. Artinya manusia Indonesia harus membekali diri dengan kecerdasan sosial dan kecerdasan religiusitas untuk menopang kecerdasan intelegensi.
Unggul dalam memahami kebinekaan dan Pancasila adalah termasuk kategori kecerdasan sosial. Tentu saja kecerdasan semacam ini sangat dibutuhkan untuk menjaga keutuhan NKRI. Sebagai benteng manusia Indonesia agar tidak cepat goyah dengan rongrongan ideologi baru yang muncul dari berbagai penjuru.
Karena salah satu tantangan yang paling besar bagi Indonesia untuk mencapai kemajuannya saat-saat seperti sekarang ini adalah intoleran. Karena saya melihat semakin hari semakin terpuruk saja sikap toleransi tersebut. Misalnya pada bulan Agustus ini saja sudah beberapa kasus yang menyangkut intoleran dan rasisme. Seperti kejadian di kota Malang dan Surabaya yang menyululut amarah saudara-saudara kita di tanah Papua. Tentu saja hal semacam ini akan menghambat kemajuan karena energi kita akan habis dipergunakan untuk mengurus masalah-masalah sepele yang kita tidak sadari akan memicu runtuhnya NKRI. Kalau sudah demikian, tentu mimpi kita akan terkubur untuk menjadi negara yang maju. Kasihan kan anak cucu.
Maka, pada bulan Agustus ini, marilah sejenak kita merenung. Bagaimana upaya kita untuk memajukan bangsa ini, apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita bangun. Bukan malah menunggu pemerintah untuk membagikan beras jatah.
-------------------------------
Penulis: Abdul Hayyi, S.S.
Guru di MTs NW Boro'Tumbuh, Lombok Timur, NTB.
Anda juga bisa mengirim tulisan di Pena Basindon.
Beberapa hari atau minggu belakangan suasana diselimuti oleh hiruk pikuk perayaan kemerdekaan. Di desa-desa, kota-kota, dan pelosok-pelosok negeri merayakan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai kegiatan. Ada yang merayakannya dengan mengadakan even atau perlombaan, ada pula yang merayakan dengan acara-acara budaya maupun keagamaan, dan beragam kegiatan besar lainnya. Semua itu dilakukan untuk mensyukuri nikmat hari Kemerdekaan yang ke-74 Republik Indonesia.
Ada pun tema ulang tahun RI kali ini yakni “SDM unggul Indonesia Maju.” Sebagai isyarat bahwa Indonesia akan menyiapkan sumber daya manusia yang super untuk mewujudkan Indonesia yang maju. Karena tidak tanggung-tanggung target itu setidaknya di tahun 2040-an Indnesia sudah menjadi negara yang maju. Karena di situ usia Republik ini sudah mencapai 100 tahun, yang menunjukkan bahwa Indonesia sudah benar-benar dewasa dan sudah selayaknya menjadi negara yang maju.
Benar, SDM unggul adalah kunci Indonesia menjadi negara yang maju. Unggul di sini maksudnya apa? Apakah unggul di bidang Iptek saja? tentu tidak. unggul yang dimaksudkan adalah unggul di segala bidang, terutama bidang-bidang sosial dan religiusitas. Artinya manusia Indonesia harus membekali diri dengan kecerdasan sosial dan kecerdasan religiusitas untuk menopang kecerdasan intelegensi.
Unggul dalam memahami kebinekaan dan Pancasila adalah termasuk kategori kecerdasan sosial. Tentu saja kecerdasan semacam ini sangat dibutuhkan untuk menjaga keutuhan NKRI. Sebagai benteng manusia Indonesia agar tidak cepat goyah dengan rongrongan ideologi baru yang muncul dari berbagai penjuru.
Karena salah satu tantangan yang paling besar bagi Indonesia untuk mencapai kemajuannya saat-saat seperti sekarang ini adalah intoleran. Karena saya melihat semakin hari semakin terpuruk saja sikap toleransi tersebut. Misalnya pada bulan Agustus ini saja sudah beberapa kasus yang menyangkut intoleran dan rasisme. Seperti kejadian di kota Malang dan Surabaya yang menyululut amarah saudara-saudara kita di tanah Papua. Tentu saja hal semacam ini akan menghambat kemajuan karena energi kita akan habis dipergunakan untuk mengurus masalah-masalah sepele yang kita tidak sadari akan memicu runtuhnya NKRI. Kalau sudah demikian, tentu mimpi kita akan terkubur untuk menjadi negara yang maju. Kasihan kan anak cucu.
Maka, pada bulan Agustus ini, marilah sejenak kita merenung. Bagaimana upaya kita untuk memajukan bangsa ini, apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita bangun. Bukan malah menunggu pemerintah untuk membagikan beras jatah.
-------------------------------
Penulis: Abdul Hayyi, S.S.
Guru di MTs NW Boro'Tumbuh, Lombok Timur, NTB.
Anda juga bisa mengirim tulisan di Pena Basindon.
.png)
Post a Comment for "Bulan Kemerdekaan Bulan Refleksi"
"Berkomentarlah dengan santun dan bermartabat."