Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Membaca Bukunya Hernowo, “Free Writing” Membuat Mesin Otomatis Menulis Pada Diri

Baru saja saya selesai membaca bagian terpenting dari buku Free Writing yang ditulis oleh Hernowo ini. Diantara poin poin yang bisa saya tangkap dari hasil bacaan pada buku tersebut adalah sebagai berikut.

Bahwa teknik free writing setidaknya akan memberikan 3 manfaat. Pertama free writing akan melatih otot-otot fisik. Kedua free writing akan melatih bagian otot psikis atau nonfisik. Lalu yang ketika free writing akan membuat keduanya baik fisik dan psikis menjadi bersinergi atau bekerja sama.

Semakin sering kita melakukan kegiatan free writing maka akan semakin lentur otot-otot menulis yang kita miliki. Terutama jemari tangan kita akan menciptakan fleksibilitas tersendiri sesuai dengan posisi-posisinya masing masing. Misalnya jari kita yang selalu menekan tombol /a/ maka dia akan selalu menekan tombol /a/. Ini berarti bahwa secara tidak langsung pembagian tugas kepada huruf-huruf akan terbagi. Sehingga saling tindih atau saling berebutan tuts tidak akan terjadi.

Lalu yang kedua, setelah otot otot jemari sudah terbiasa maka kita pun akan membiasakan kepala kita untuk berpikir otomatis. Caranya adalah dengan membiasakan menulis tanpa harus memikirkan apa yang mau ditulis. Kita mulai menulis apa saja yang berkelebat seketika. Biasanya otak akan selalu banyak hal-hal yang terlintas maka itu bisa dimanfaatkan sebagai ide awal menulis. Karena menurut penelitian bahawa sehari saja otak kita akan berbicara sendiri sebanyak 50 ribu kali, jadi bisa dibagi setiap satu detik, akan ada ratusan pikiran dalam benak kita. Tidakkah itu bisa ambil untuk dituang ke dalam tulisan?

Nah, kalau sudah terbiasa menulis dengan tanpa sebab atau tanpa kerangka ide maka akan terbentuk mesin otomatisasi di dalam diri kita. Dengan begitu kapan pun kita butuh menulis akan dengan mudah kita memulai. Tapi dengan satu syarat tadi, yaitu harus rutin berlatih menulis bebas setiap hari. Sebagaimana yang dikomendasikan dalam buku ini setidak kita perlu berlatih 10 menit sehari. Dengan catatan kita harus melakukannya dalam satu kali duduk. Yang berarti kita harus menyalakan jam weker agar kita menjadi lebih disiplin.

Sementara yang ketiga, dengan free writing kita akan dapat kombinasi antara latihan fisik dan nonfisik. Istilah yang saya gunakan di sini adalah sinergi, atau saling bahu membahu. Jika sudah keduanya menyatu di dalam diri seperti yang saya katakan tadi mesin otomatisasi menulis kita akan terbentuk dan siap digunakan dalam kondisi bagaimana dan kapan pun. 

Demikianlah hasil kesimpulan bacaan saya pada kali ini. Sedikit agak panjang karena memang saya perlu melancarkan mesin otomatisasi saya. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk diri saya. Aamiin.

Semoga bermanfaat.

BASINDON
BASINDON Blog pelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs (materi, soal, dan perangkat pembelajaran), serta Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia (umum)

Post a Comment for "Membaca Bukunya Hernowo, “Free Writing” Membuat Mesin Otomatis Menulis Pada Diri"