Jangan Ditiru Ya!
Ketahuilah, persahabatan dua orang anak ini sudah cukup lama. Sebut saja Cetar dan Membahana. Sekarang mereka duduk di bangku kelas 9.
Suatu hari ada pemberitahuan jadwal sebuah pelajaran. Mereka tiba-tiba cemberut.
“Tar, guru yang kita tidak sukai akan mengajar kita,” kata Membahana.
“Hadewh…” Sahut Cetar mengeluh sambil menarik nafasnya. Mereka pun pasrah walaupun sedikit kecewa. Ternyata mereka memang akan berhadapan dengan guru yang tidak disukai oleh mereka sebut saja pak Ali namanya.
Hari itu pak Ali mengajar di kelas mereka. Cetar dan Membahana mendengarkan penjelasan pak Ali dengan lesu, malas, dan mengantuk.
“Tar aku pengen pingsan aja dari tadi ngomong terus kaya nyamuk,” kata Membahana agak berbisik.
“Jangan pingsan nanti nggak ada yang mau ngangkat kamu,” Sahut Cetar berusaha menghalau kebosanan.
Akhirnya setiap pelajaran pak Ali semua siswa telah di pengaruhi oleh Cetar dan Membahana. Mereka jadi malas untuk mendengarkan penjelasan Pak Ali. Mereka tidak tertarik sama sekali.
“Gimana kalo kita beri gelar kepada bapak ini dengan julukan Jubir,” kata Cetar sambil tertawa.
“Oke, oke,” jawab Membahana setuju. “Kamu memang cerdas,” sambungnya lagi sambil menyundulkan jempolnya di hidung Cetar.
Pak Ali pun akhirnya diberi gelar oleh Cetar dan Membahana yaitu Jubir. Karena menurut mereka pak Ali sangat kuat berbicara selama 2 jam tanpa berhenti.
Setiap pak Ali membelakangi Cetar dan Membahana, 2 sahabat ini melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dicontoh olah anak-anak yang lain, seperti joget , melempar kertas, melempar polpen, dan lain-lain. Hal ini ini tentu membuat siswa yang lain terpengaruh dan mengikuti dengan karya yang berbeda-beda.
Kali ini Cetar dan Membahana mempunyai ide, setiap pelajaran pak Ali mereka harus bergantian untuk membeli permen atau jajan untuk di makan agar tidak bosan, Ide mereka ternyata didukung oleh teman-temannya lain.
Waktu yang di tunggu-tunggu oleh mereka telah tiba. Saat pak Ali menjelaskan dan membelakangi siswa,hampir semua siswa makan di dalam kelas tanpa harus ketahuan oleh pak Ali. Untuk mengelabuhi Cetar seolah-olah menguap lalu menutup dengan tangannya, sementara di dalam tangannya itu sudah disiapkan permen lalu di emutnya hingga habis. Hal ini sampai sekarang masi terjadi dan terlaksana dengan cukup berhasil.
***
----------------------------------------------------------
Penulis : Laelatul Istikomah
Kelas : IX-B
Post a Comment for "Jangan Ditiru Ya!"
"Berkomentarlah dengan santun dan bermartabat."