Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gaya Bahasa Pleonasme dan Tautologi; Pengertian Serta Contohnya

Pengertian Pleonasme dan Tautologi
Dalam KKBI versi daring ditemukan pengertian pleonasme dan tautologi. Pleonasme adalah pemakaian kata-kata yang lebih daripada apa yang diperlukan, misalnya dalam kalimat kita harus dan wajib saling menghormati. Sedangkan tautologi adalah pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata yang berlebih dan tidak diperlukan, misalnya duda pria; amat sangat mahal.

Lihat juga: Ragam Gaya Bahasa; Pengertian dan Contohnya

Secara praktis Pleonasme dan Tautologi disamakan, namun ada yang ingin membedakan keduanya.

Menurut Poerwadarminta, Pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu (seperti menurut sepanjang adat; saling tolong menolong).

Suatu acuan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh. Sebaliknya, suatu acuan disebut tautologi kalau kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata yang lain (Gorys Keraf).

Contoh Pleonasme
Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.

Dia telah menebus sawah itu dengan uang tabungannya sendiri.

Ayah telah menyaksikan kecelakaan tersebut dengan mata kepalanya sendiri.

Kamilah yang memikul peti jenazah itu di atas bahu kami sendiri.

Mereka mendengar fitnahan itu dengan telinga mereka sendiri.

Para petani menggarap sawah yang luas itu dengan tenaga dan keringat mereka sendiri.

Bangkai tikus yang busuk dan menjijikkan itu mencemarkan seluruh ruangan.

Penduduk desa Tumbuh Mulia saling tolong menolong setiap saat sepanjang waktu.
(H.G. Tarigan).

Ungkapan di atas adalah pleonasme karena semua acuan itu tetap utuh dengan makna yang sama, walaupun dihilangkan kata-kata:

dengan tangan sendiri

dengan uang tabungannya sendiri

dengan mata kepalanya sendiri

di atas bahu kami sendiri

dengan tenaga dan keringat mereka sendiri

yang busuk dan menjijikkan itu

saling; sepanjang waktu


Contoh Tautologi
Kami tiba di rumah jam 4.00 subuh.

Orang yang meninggal itu menutup mata buat selama-lamanya.

Anak-anak asyik menyepak bola yang bundar bentuknya itu.

Acuan di atas disebut tautologi karena kata berlebihan itu sebenarnya mengulang kembali gagasan yang sudah disebut sebelumnya, yaitu subuh sudah tercakup dalam jam 4.00, menutup mata buat selama-lamanya sudah tercakap dalam meninggal, bundar sudah tercakup dalam bola.

BASINDON
BASINDON Blog pelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs (materi, soal, dan perangkat pembelajaran), serta Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia (umum)

Post a Comment for "Gaya Bahasa Pleonasme dan Tautologi; Pengertian Serta Contohnya"